Sorong, admediapapua.com – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Papua Barat Daya (PBD) melalui Ketua Panitia Hari Pers Nasional (HPN) 2025 menyalurkan bantuan berupa dana kepada keluarga almarhumah Keysa Lestaluhu (20), korban pembunuhan oleh oknum TNI AL di Pantai Saoka, Kota Sorong, beberapa waktu lalu. Penyerahan bantuan ini berlangsung pada Selasa, 4 Maret 2025.
Ketua Panitia HPN 2025, Ronny Sidabutar, secara langsung menyerahkan bantuan kepada ibunda almarhumah, Amina Latale, di kediamannya di Jalan Suci Rufei, Sorong Barat. Ronny menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian aksi sosial dalam peringatan HPN 2025. Sebelumnya, PWI Papua Barat Daya telah melaksanakan sejumlah kegiatan sosial, seperti Makan Bersama Gratis (MBG) di Pondok Pesantren Alam Inspirasi Sorong dan Don Bosco.
“Kegiatan ini merupakan lanjutan dari peringatan Hari Pers Nasional 2025, di mana sebelumnya kami telah mengadakan berbagai aksi sosial, mulai dari kegiatan MBG di Pondok Pesantren Alam Inspirasi Sorong, Don Bosco, hingga kunjungan ke rumah keluarga almarhumah Keysa. Kasus yang menimpa Keysa sangat tragis, dan kami ingin menunjukkan solidaritas atas kejadian ini,” ujar Ronny.
Ia berharap bantuan yang diberikan dapat sedikit meringankan beban keluarga Keysa Lestaluhu, meskipun jumlahnya tidak besar.
“Semoga bantuan ini bisa membantu keluarga yang sedang menghadapi masa sulit. Nilainya mungkin tidak seberapa, tapi ini adalah bentuk kepedulian kami,” tambahnya.
Ronny juga menekankan bahwa peristiwa tragis seperti yang dialami Keysa tidak boleh terulang lagi di masa depan. “Saya berharap ini menjadi kasus pertama dan terakhir. Semoga kita semua bisa mengambil pelajaran agar kejadian serupa tidak terjadi lagi,” tegasnya.
Sementara itu, Amina Latale menyampaikan rasa terima kasihnya kepada PWI Papua Barat Daya atas bantuan yang diberikan kepada keluarganya.
“Kami dari keluarga besar Lestaluhu mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada PWI Papua Barat Daya. Semoga Tuhan membalas semua kebaikan yang telah diberikan,” ucap Amina. Ia juga berharap agar kasus pembunuhan anaknya dapat diungkap secara transparan dan pelaku dihukum seberat-beratnya sesuai dengan hukum yang berlaku.
“Itu satu-satunya harapan saya. Sejauh ini, masih ada banyak kejanggalan yang saya rasakan. Saya ingin kasus ini ditangani dengan terbuka dan transparan, serta pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal,” pungkasnya.[red]