Nabire, admediapapua.com– Dalam upaya meningkatkan pemasaran souvenir dan melestarikan budaya lokal, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Nabire, Ibu Martina Deba, S.E., mengungkapkan pentingnya penataan pemasaran souvenir di Bandara Nabire. Dalam wawancara berdsama admediapapua.com, Martina menjelaskan latar belakang dan tujuan dari proyek perubahan yang diusungnya.
“Saya mengangkat masalah penataan pemasaran souvenir di Bandara Nabire karena saya memahami betul tentang kebudayaan, terutama terkait dengan kerajinan noken yang merupakan warisan orang tua saya,” ungkap Ibu Martina.
Ia menjelaskan bahwa proses pembuatan noken tidaklah mudah, karena para perajin harus menyebrangi sungai dengan akses yang sulit untuk mendapatkan bahan baku. Proses pembuatan noken pun memakan waktu berbulan-bulan.
Ibu Martina menekankan bahwa souvenir merupakan buah tangan yang murah dan mudah dibawa oleh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. “Memberikan uang tidak memberikan kesan apa-apa, tetapi ketika memberikan sesuatu yang memiliki nilai, seperti gantungan kunci hiu paus boranus babintang dan gantungan koteka, itu akan lebih berarti,” tambahnya.
Koteka, yang merupakan salah satu produk souvenir yang diusung, memiliki makna dan fungsi yang dalam. “Koteka adalah serumpun buah labu yang daunnya bisa dimakan. Selain itu, koteka juga memiliki fungsi sebagai wadah penyimpanan dan simbol budaya yang kaya,” jelasnya.
Martina juga menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai budaya dalam penggunaan koteka, yang seharusnya hanya dikenakan oleh orang-orang tertentu dalam konteks adat.
Lebih lanjut, Martina menjelaskan, bahwa penataan pemasaran souvenir di Bandara Nabire bertujuan untuk memberikan informasi yang tepat kepada wisatawan mengenai budaya dan tradisi Papua. “Kami ingin menjadikan bandara sebagai gerbang informasi pariwisata, di mana wisatawan dapat mengenal lebih dalam tentang potensi budaya dan pariwisata di Nabire,” tuturnya.
Ia berharap, dengan adanya penataan pemasaran souvenir yang baik, masyarakat dapat lebih menghargai dan melestarikan budaya lokal, serta meningkatkan perekonomian daerah melalui sektor pariwisata. “Kami dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berkomitmen untuk mempromosikan potensi pariwisata Nabire dan memberikan informasi yang akurat kepada pengunjung,” pungkasnya.
Dengan langkah ini, diharapkan Nabire dapat menjadi destinasi wisata yang menarik dan kaya akan budaya, serta memberikan pengalaman yang berkesan bagi setiap pengunjung.
Melalui upaya kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku industri pariwisata, Nabire berpotensi untuk menjadi salah satu ikon pariwisata di Papua yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga kekayaan budaya yang mendalam.
Martina menutup wawancara dengan harapan bahwa setiap souvenir yang dibawa pulang oleh wisatawan akan menjadi jembatan untuk mengenalkan keunikan dan keindahan budaya Nabire kepada dunia.[red]