TIMIKA, ADMedia Papua: Bisnis – Di tengah gemerlap persaingan bisnis fashion muslim, sebuah kisah inspiratif muncul dari jantung Timika, Papua Tengah. Berawal dari penjualan daring dengan modal cekak Rp 500 ribu, Toko Zahid Muslim kini menjelma menjadi salah satu destinasi utama bagi pencinta busana muslim berkualitas di Bumi Cenderawasih.
Muhammad Hidayat, sang pemilik, dengan ramah berbagi lika-liku perjalanan bisnisnya kepada admediapapua.com. Siapa sangka, toko yang dulunya bernama Kurma Timika ini lahir dari inisiatif sederhana sang kakak yang berjualan jilbab di tahun 2019. Hidayat, melihat potensi pasar, kemudian ikut bergabung dan bermodal “nekat” bertandang ke Jakarta untuk berburu barang dagangan.

“Awalnya kita jualan online. Alhamdulillah, berkat rezeki yang terus mengalir, kami memberanikan diri membuka toko fisik di sebelah toko aluminium,” ungkap Hidayat dengan nada syukur. Setelah beberapa tahun menempati lokasi awal, Zahid Muslim kini berdiri megah di lokasi yang lebih strategis, melayani permintaan yang terus meningkat.
Di tengah gempuran toko-toko modern, Zahid Muslim memiliki daya tarik tersendiri: Pelayanan personal Jadi Magnet Pelanggan. Hidayat dan keluarga turun langsung melayani setiap pelanggan. “Pelayanan pelanggan itu sangat penting. Kami sadar, dengan melayani sendiri, kami bisa memberikan yang terbaik dengan sepenuh hati,” tegasnya. Sentuhan hangat ini rupanya menjadi resep jitu mempertahankan loyalitas pelanggan.
Zahid Muslim menawarkan beragam koleksi busana muslim pria dan wanita, hingga perlengkapan haji dan umroh. Tak hanya itu, berbagai merek lokal dan Saudi hadir menghiasi etalase toko. Hidayat mengungkapkan bahwa bahan wool menjadi favorit pelanggan setia setiap tahunnya karena kualitasnya yang tebal dan tidak mudah kusut. Warna hitam pun selalu menjadi incaran utama.

Sempat ada strategi diskon yang viral, siapa sangka Zahid Muslim juga memiliki jurus pemasaran yang tak kalah menarik. Selain diskon rutin, mereka tak jarang menggelar sale dengan harga “miring” yang sempat viral di Timika. “Tahun kemarin kita jual di harga seratus tiga puluh sampai lima puluh ribu. Tapi karena stok di gudang menumpuk, kita jual di bawah seratus ribu, bahkan mulai dari harga 20 ribu. Alhamdulillah, produk baru semua,” beber Hidayat. Tak hanya itu, pelanggan yang berbelanja dalam jumlah tertentu juga berkesempatan mendapatkan hadiah spesial seperti air zam-zam atau kurma. Strategi ini terbukti ampuh dalam memuaskan hati para pembeli.
Menariknya, pelanggan Zahid Muslim tak hanya berasal dari Timika. Hidayat mengungkapkan bahwa mayoritas pelanggannya justru datang dari Sulawesi, khususnya Makassar, serta para santri pondok pesantren. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas dan pelayanan Zahid Muslim mampu menembus batas geografis.
Ke depan, Hidayat memiliki visi besar untuk mengembangkan Zahid Muslim menjadi merek yang lebih kuat. Rencana membuka cabang di Makassar menjadi salah satu langkah strategis untuk mewujudkan ambisinya. Perubahan nama toko menjadi Zahid Muslim pun menjadi bagian dari upaya profesionalisasi, meskipun nama Kurma Timika tetap melekat sebagai identitas awal yang dicintai masyarakat Timika.
“Semoga ke depannya Zahid Muslim atau Kurma Timika bisa terus memberikan pelayanan terbaik dan kualitas produk yang semakin baik. Kami juga berharap bisa membuka cabang dan mengadakan lebih banyak promo menarik,” pungkas Hidayat penuh harap.
Dengan dedikasi, pelayanan prima, dan strategi pemasaran yang cerdas, Zahid Muslim membuktikan bahwa bisnis lokal di Papua pun mampu bersaing dan meraih sukses di tengah ketatnya industri fashion. Kisah inspiratif ini tentu menjadi penyemangat bagi para pelaku usaha lainnya di Papua untuk terus berinovasi dan memberikan yang terbaik bagi pelanggan. [red]