Nabire, admediapapua.com – Musyawarah Daerah (Musda) I Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua Tengah resmi dibuka pada hari ini, dengan tema “Meningkatkan Peran Ulama dan Memperluas Wawasan Umat dalam Penguatan Moderasi Beragama di Provinsi Papua Tengah”. Acara yang berlangsung di Islamic Center Nabire ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk perwakilan Gubernur Papua Tengah, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan SDM dan Pengembangan Otsus, Ukkas, S.Sos., M.KP, Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua Tengah, Ketua DPRPPT, Ketua MUI Pusat, Sekjen MUI Pusat, Danrem 173/PVB, Polda, Forkopimda Papua Tengah, serta undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Ukkas, S.Sos., M.KP, mewakili Gubernur Papua Tengah, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya Musda ini. “Ini adalah momen bersejarah dalam perjalanan keulamaan dan keumatan di tanah Papua Tengah. Keberadaan MUI sebagai lembaga keagamaan sangatlah penting, bukan hanya sebagai penjaga akidah dan syariat umat Islam, tetapi juga sebagai mitra pemerintah dalam membangun peradaban yang dilandaskan pada nilai-nilai Islam, kebangsaan, dan kemanusiaan,” ujarnya.
Ukkas juga menekankan pentingnya Musda sebagai forum tertinggi di tingkat provinsi untuk memilih kepengurusan baru, mengevaluasi program kerja, serta merumuskan langkah-langkah strategis ke depan. “Saya mengajak seluruh peserta untuk menjadikan forum ini sebagai musyawarah yang penuh hikmah, keterbukaan, dan semangat kuat Islamiah. Semoga Musda ini dapat menghasilkan kepemimpinan yang amanah, inklusif, dan mampu merangkul semua umat Islam di Papua Tengah,” tambahnya.

Sementara, K.H. Muh Cholil Nafis, LC., S.Ag., M.A., Ph.D, menyoroti makna penting dari kegiatan ini. “Kegiatan ini adalah bersejarah karena Papua Tengah telah mengalami pemekaran. Alhamdulillah, kegiatan ini berjalan lancar. Mudah-mudahan, pengurus MUI yang terpilih nanti dapat mengemban tugas Islam yang moderat dan menyebar di Papua Tengah,” ungkapnya.
K.H. Muh Cholil juga menekankan pentingnya MUI untuk beradaptasi dengan kondisi lokal dan menghormati adat setempat. “Kita harus menjadikan Islam yang damai dan bersinergi dengan adat. MUI hadir bukan sebagai beban, tetapi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di Papua Tengah,” jelasnya.
Ia menambahkan, “Dalam Islam, tidak ada bermusuhan antaragama. Kita memiliki tiga persaudaraan: sebagai sesama Muslim, sebagai warga negara, dan sebagai sesama manusia. Dengan demikian, kita dapat berjalan dengan baik, terutama sebagai minoritas, tanpa mengganggu atau memaksa, tetapi membina komunikasi antar umat Islam.”
Musda I MUI Provinsi Papua Tengah diharapkan dapat menjadi langkah awal yang baik dalam memperkuat moderasi beragama dan meningkatkan peran ulama dalam masyarakat. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing langkah kita semua dalam mewujudkan Islam rahmatan lil alamin di Papua Tengah.[red]






















