TIMIKA, admediapapua – Kondisi memprihatinkan masih menyelimuti para korban banjir bandang di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, pasca bencana yang terjadi akhir April lalu. Kebutuhan mendesak akan bahan makanan dan pakaian layak pakai, terutama untuk bayi dan balita, menjadi prioritas utama di tengah minimnya bantuan yang merata.
Hingga kini, stok beras dilaporkan sangat menipis bagi para pengungsi. Yang lebih mengkhawatirkan adalah kondisi bayi dan balita, di mana banyak dari mereka terpaksa bertahan tanpa pakaian dan popok yang memadai. Selain kebutuhan pokok, fasilitas pendidikan anak-anak juga lumpuh total. Seluruh seragam sekolah, buku, tas, alat tulis, hingga sepatu mereka hanyut dan terendam banjir, mengancam keberlangsungan pendidikan generasi muda Wamena.

Menyikapi situasi darurat ini, gelombang solidaritas mulai bergerak. Pada Senin, 12 Mei 2025, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Timika menginisiasi aksi penggalangan dana. Kegiatan kemanusiaan ini dipusatkan di dua titik keramaian, yakni sepanjang lampu merah Budi Utomo-Hasanuddin dan area Pasar Kuliner di Pasar Sentral Mimika. Aksi ini turut didukung oleh Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) Kera Sakti dan Saka Wira Kartika Kabupaten Mimika.
Ketua panitia penggalangan dana, Bung Kafiar, menyatakan bahwa penggalangan dana ini bertujuan untuk membantu meringankan beban para korban yang telah kehilangan harta benda dan mengalami trauma. “Kami berharap bahwa aksi ini dapat membantu meringankan beban korban banjir bandang di Wamena yang telah mengalami kerugian materiil dan immateriil,” ujar Bung Kafiar di sela-sela kegiatan.
Respons masyarakat dan mahasiswa Timika terhadap aksi ini sangat positif. “Kami telah mengumpulkan sumbangan sebesar 9 juta Rupiah. Kami sangat berterima kasih kepada seluruh masyarakat atas kepeduliannya kepada saudara-saudari kita yang terkena musibah,” ungkap Kafiar.

Lebih lanjut, GMNI Cabang Timika berharap aksi ini tidak hanya sekadar memberikan bantuan materiil, tetapi juga dapat menjadi inspirasi bagi organisasi lain untuk bergerak membantu sesama yang tertimpa bencana. “Kami berharap bahwa aksi ini dapat menjadi contoh bagi organisasi lainnya untuk membantu korban bencana alam di Indonesia,” tutup Kafiar.
Sebelumnya diberitakan banjir bandang yang menerjang Wamena dan sekitarnya terjadi pada Sabtu, 26 April 2025. Bencana ini dipicu oleh curah hujan dengan intensitas sangat tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Jayawijaya selama beberapa hari berturut-turut. Akibatnya, air meluap dan merendam permukiman warga, terutama yang berada di sekitar bantaran Sungai Baliem dan dataran rendah lainnya.
Tidak hanya rumah penduduk, fasilitas umum seperti perkantoran pemerintah, gedung gereja, masjid, sekolah, hingga kebun-kebun milik warga turut terendam. Banjir kali ini disebut-sebut sebagai yang terbesar dalam sejarah Wamena, menyebabkan masyarakat terdampak mengalami berbagai kesulitan, mulai dari pemenuhan kebutuhan pokok hingga rusaknya sarana dan prasarana vital.






















