Nabire, admediapapua.com- Dalam kegiatan launching penyaluran bantuan pangan untuk intervensi stunting tahun 2025 yang digelar di Puskesmas Sanoba, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Nabire, Yasor Victor Sawo, S.P., M.Si, menyampaikan bahwa bantuan yang diberikan merupakan pangan bergizi yang mendukung tumbuh kembang anak.
“Beberapa bantuan pangan yang kita berikan itu adalah pangan yang bergizi, seperti contohnya beras fortifikasi, telur, ayam, gula pasir, susu, dan juga bubur Promina,” jelas Yasor dalam wawancara bersama admediapapua.com.
Lebih lanjut, Yasor menjelaskan bahwa meskipun bubur Promia secara umum tidak direkomendasikan dalam intervensi stunting karena mengandung bahan pengawet, pihaknya tetap menyalurkannya dengan pendekatan selektif.
“Memang bubur Promina ini sebenarnya untuk intervensi stunting itu tidak diperbolehkan karena ada bahan pengawet. Tapi dalam batas tertentu, untuk anak-anak yang sudah dalam status gizi baik, ini masih bisa dimanfaatkan. Kami akan berkolaborasi dengan Puskesmas untuk menyalurkan pangan jenis ini secara tepat sasaran,” tambahnya.
Terkait data stunting di Kabupaten Nabire, Yasor mengungkapkan bahwa terdapat sekitar 17.000 warga berisiko, yang terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Namun, hingga saat ini, intervensi baru mencakup sekitar 7.000 jiwa yang telah ditangani bersama Dinas Kesehatan.
Untuk tahun 2025, intervensi pangan bergizi telah difokuskan pada 441 anak di 14 puskesmas yang menjadi lokus stunting. Di Kampung Sanoba sendiri, terdapat 40 anak stunting yang menjadi sasaran utama penyaluran bantuan hari ini.
Yasor juga menegaskan pentingnya penyaluran bantuan dilakukan secara bertahap agar dampaknya lebih terukur dan tepat sasaran.
“Kami juga sedang mencari pola terbaik bersama Dinas Kesehatan agar bantuan ini tidak diberikan sekaligus, tapi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai kebutuhan dan kondisi penerima manfaat,” pungkasnya.[red]