Nabire, admediapapua.com- Jumlah kasus HIV/AIDS di Provinsi Papua Tengah terus meningkat dan kini telah mencapai 23.861 kasus, melampaui angka sebelumnya di kisaran 20.000–22.000. Data terbaru ini disampaikan oleh Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Papua Tengah, Freny Anouw.
Menurut Freny, lonjakan angka ini merupakan hasil dari intensifikasi program pemeriksaan HIV yang dilakukan oleh KPA bersama berbagai LSM dan masyarakat sipil.
Kemudahan akses terhadap layanan pemeriksaan, baik di rumah sakit maupun di tingkat komunitas menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan jumlah kasus terdeteksi. Hal ini mendorong lebih banyak anak muda untuk melakukan tes secara sukarela.
“Dulu banyak belum periksa. Sekarang anak-anak muda mulai datang diperiksa karena dorongan keluarga, LSM, dan KPA,” jelas Freny.
Namun, ia mengingatkan bahwa peningkatan jumlah kasus ini juga menandakan masih tingginya perilaku berisiko, khususnya di kalangan usia 14–25 tahun. Gaya hidup yang dinamis dan minim pengawasan disebutnya turut menyumbang penyebaran HIV/AIDS.
“Anak-anak sekarang jarang di rumah, bukan hanya hubungan seks bebas, tetapi banyak perilaku berisiko lainnya,” kata Freny.
Ia menyerukan pentingnya peran keluarga dan lembaga agama sebagai garda terdepan dalam membentuk karakter generasi muda.
“Takut kepada Tuhan, dengar nasihat orang tua, ingat masa depan. Papua ini untuk kita semua. Jika generasi muda habis, siapa yang akan pimpin Papua?”
Dalam menghadapi kondisi ini, KPA Papua Tengah menegaskan komitmennya untuk memperluas program edukasi dan pemeriksaan dini. Kolaborasi akan terus diperkuat dengan gereja, sekolah, tokoh masyarakat, dan LSM.
“Papua hidup dari generasi penerus yang sehat secara fisik, mental, dan spiritual,” tegas Freny.
Catatan Epidemiologis menunjukkan bahwa hingga Desember 2024, total kasus HIV/AIDS di Papua Tengah mencapai 22.868 kasus, dengan 12.272 di antaranya perempuan. Kabupaten Nabire tercatat sebagai wilayah dengan kasus tertinggi (10.494), disusul Mimika (7.923) dan Paniai (2.474). [red]