Nabire, admediapapua.com – Deputi Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, meninjau langsung kondisi pascagempa bermagnitudo 6,6 yang mengguncang Kabupaten Nabire, Papua Tengah. Kehadiran rombongan BNPB merupakan arahan Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, sebagai bentuk perhatian penuh pemerintah pusat terhadap masyarakat terdampak.
Dalam keterangannya, Budi menegaskan bahwa kunjungan BNPB bukan sekadar seremonial, melainkan untuk memastikan kondisi di lapangan. Ia hadir bersama sejumlah pejabat, antara lain Mayjen TNI Ludwi, Brigjen TNI Yan Mamora, staf ahli Yustam, serta Korspri Kepala BNPB Letkol Edward.
Budi menjelaskan, sesaat setelah gempa, komunikasi dengan Nabire sempat terputus total. “Jaringan GSM lumpuh, telepon tidak bisa dihubungi, listrik juga padam. Kami sempat khawatir, tetapi laporan dari Danrem menyebutkan kondisi aman terkendali,” ucapnya.
Hasil peninjauan di lapangan menemukan beberapa fasilitas umum rusak, termasuk jembatan dan bangunan layanan masyarakat. “Rumah sakit bisa diajukan perbaikannya ke Kementerian PUPR, sedangkan jembatan akan diproses melalui mekanisme rehabilitasi dan rekonstruksi. Namun pengajuan baru bisa terealisasi tahun depan. Sementara ini, jalur alternatif masih tersedia meski lebih jauh,” jelasnya.
Dalam kunjungan tersebut, BNPB juga menyalurkan bantuan darurat berupa sembako, matras, dan tenda pengungsi. “Ini sebagai bentuk dukungan cepat agar masyarakat bisa segera terbantu,” tambahnya.
BNPB mendorong Pemkab Nabire segera menetapkan status tanggap darurat agar penanganan bisa lebih cepat, termasuk dalam proses pengajuan rehab rekon. Selain itu, tim khusus dari Kedeputian Penanganan Darurat akan ditempatkan di Nabire untuk mendampingi pemerintah daerah.
“Tim ini akan memastikan proses rehabilitasi dan rekonstruksi berjalan sesuai prosedur dan tepat sasaran,” kata Budi.[red]