Jayapura, admediapapua.com – Setelah Musda XI Partai Golkar Provinsi Papua, Gubernur Papua, Matius Fakhiri, berbicara tentang perjalanan panjang Partai Golkar di Papua serta tantangan yang dihadapi menjelang Pemilu 2029.

“Musda hari ini merupakan kelanjutan dari perjuangan yang telah dimulai sebelumnya. Partai Golkar telah bekerja keras untuk mendukung saya sebagai Gubernur Papua, dan Alhamdulillah, perjuangan ini membuahkan hasil,” ujar Fakhiri, yang mengingat perjalanan politiknya bersama partai berlambang beringin tersebut.
Fakhiri juga mengenang masa-masa sulit setelah meninggalnya Wakil Gubernur Papua, yang menyebabkan kekosongan kepemimpinan di Partai Golkar. Ia menyampaikan apresiasi kepada PLT Ketua DPD Golkar Papua, Dori Kurnia, yang dinilai berhasil membawa partai untuk tetap bersaing dalam perpolitikan Papua, termasuk meraih sejumlah kursi di DPRP.
“Meskipun ada perubahan kepemimpinan, Partai Golkar mampu mendapatkan kursi yang signifikan di Papua. Namun, tantangan saya berikutnya adalah membawa partai ini untuk meraih lebih banyak kursi pada Pemilu 2029,” ungkap Fakhiri.
Menurut Fakhiri, tantangan utama bagi Partai Golkar di Papua adalah menyatukan barisan seluruh kader dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota. “Kita harus memastikan seluruh kader bergerak dalam satu barisan, mulai dari provinsi hingga tingkat RTRW, untuk mempersiapkan perpolitikan di tahun 2029,” ujarnya.
Fakhiri menargetkan agar Partai Golkar bisa meraih lebih banyak kursi di DPR Papua dan DPRD Kabupaten/Kota. “Kemarin, kita mendapatkan sembilan kursi di provinsi, dan target kami adalah menambah hingga 12 kursi. Ini akan memudahkan kami untuk mengusung calon Gubernur di periode mendatang,” jelasnya.

Matius Fakhiri juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan partai-partai pendukung yang telah membantu mengusungnya pada Pemilu sebelumnya. “Kami akan terus bekerja sama dengan semua partai pendukung, terutama 8 partai yang sudah bekerja keras mendukung kami, untuk meraih kemenangan di 2029,” tambahnya.
Mengenai hubungan dengan partai-partai lain, Fakhiri menegaskan bahwa tidak ada musuh abadi dalam politik. “Saya sudah mengajak Wakil Gubernur untuk bertemu dengan Ketua Partai Konstan Karma. Dalam politik, lebih baik kita mencari seribu teman daripada satu musuh,” tambahnya.
Fakhiri juga berharap dapat menjalin hubungan yang lebih baik dengan tokoh politik lainnya, termasuk Bapak Tani Mano. “Jika beliau masih merasa berat hati, tidak masalah. Kita akan terus bekerja keras. Saya juga berharap para sesepuh lainnya bergabung untuk bersama-sama membangun Papua,” ujarnya dengan penuh harapan.
Mengakhiri wawancara, Fakhiri menyerukan agar persaingan politik masa lalu disingkirkan dan fokus pada kerja sama demi kemajuan Papua. “Mari kita tinggalkan persaingan politik kemarin dan bersama-sama bekerja untuk membangun Papua yang lebih baik dan sejahtera bagi seluruh rakyat,” tegasnya.[red]






















