Jayapura, admediapapua.co – Dr. Socratez Yoman, seorang tokoh masyarakat Papua, menyampaikan permohonan maaf serta klarifikasi terkait tulisan yang sebelumnya berjudul “Pesta Rakyat 25 Oktober 2025 Harus Dibatalkan dan Ditiadakan”. Tulisan tersebut sempat menimbulkan kontroversi dan mendapat perhatian dari banyak pihak, termasuk Gubernur Papua Mathius Fakhiri dan Wakil Gubernur Aryoko Alberto Ferdinand Rumaropen.
Dalam pernyataan yang disampaikannya, Dr. Yoman mengungkapkan rasa terima kasih kepada Dr. Kenius (Ken) Kogoya atas penjelasan yang sangat jelas dan tepat mengenai acara Pesta Rakyat. “Saya setuju dan menyampaikan terima kasih banyak kepada adik Dr. Kenius (Ken) Kogoya yang menyampaikan ‘Catatan kritis Menanggapi pertanyaan Bpk Ps. Dr. Socratez Yoman’ yang merespons dan lebih tepat memberikan penjelasan sesuai dengan apa yang sebenarnya,” kata Dr. Yoman.
Dr. Yoman juga mengungkapkan permohonan maaf yang tulus atas kata-kata dalam tulisannya yang dianggap tidak pantas dan berpotensi melukai perasaan Gubernur Mathius Fakhiri, Wakil Gubernur Aryoko Rumaropen, serta masyarakat yang membaca artikel tersebut. “Saya juga meminta maaf dari hati saya yang paling dalam atas kata-kata dan kalimat-kalimat yang tidak layak dan kalau kata itu melukai hati Bapak Gubernur Mathius Fakhiri, Wakil Gubernur Aryoko Rumaropen, dan semua orang yang membaca tulisan saya berjudul: ‘Pesta Rakyat 25 Oktober 2025 Harus Dibatalkan dan Ditiadakan’,” tambah Dr. Yoman.
Ia juga mengapresiasi penjelasan dari Dr. Kenius Kogoya yang dianggap sangat terang dan jelas. “Penjelasan adik Dr. Kenius (Ken) Kogoya sangat jelas dan terang untuk saya dan semua pembaca. Terima kasih banyak,” kata Dr. Yoman.
Pada 21 Oktober 2025, Gubernur Papua Mathius Fakhiri menghubungi Dr. Yoman untuk bertemu di Swissbellhotel di Jayapura. Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Fakhiri menjelaskan bahwa Pesta Rakyat adalah inisiatif pribadinya dan bukan acara yang terkait dengan tim pemenangan atau kampanye. “Kaka Gembala, acara Pesta Rakyat itu rencana saya. Kegiatan Pesta Rakyat di halaman kantor Gubernur Papua, itu bukan acara bakar batu. Seluruh rakyat Papua datang dan ada doa bersama untuk mengucap syukur kepada Tuhan,” ujar Gubernur Fakhiri.
Pernyataan dari Gubernur Papua ini semakin memperkuat penjelasan dari Dr. Kenius Kogoya, yang menyatakan bahwa Pesta Rakyat bukan merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh tim pemenangan atau relawan, melainkan sebagai ungkapan syukur dari Gubernur dan Wakil Gubernur kepada rakyat yang memberikan dukungan. “Bahwa yang melaksanakan kegiatan Pesta Rakyat, itu bukan keinginan atau kemauan tim pemenangan atau tim kampanye maupun relawan, melainkan niat yang tulus dari Bapak Gubernur Papua Bapak Mathius Fakhiri & Aryoko Alberto Ferdinand Rumaropen untuk sebagai ungkapan syukur Bapak berdua dan sekaligus ucapan terima kasih kepada rakyat yang memberikan dukungan suara. Mungkin beliau berdua Bapak Mathius Fakhiri & Aryoko Rumaropen ingin memulai dengan berbagi kasih melalui jamuan makan bersama sesuai versi pemerintah provinsi, jadi tidak ada tim yang terlibat di dalam acara dimaksud,” kata Dr. Kenius.
Dr. Yoman mengungkapkan sekali lagi permohonan maaf yang mendalam atas pernyataannya sebelumnya yang dianggap berlebihan. “Saya sekali lagi meminta maaf yang sedalam-dalamnya dan sebesar-besarnya atas pernyataan: ‘Kamu semua omong kosong kamu menari dan berdansa di atas penderitaan rakyat!'”
Ia juga menerima dengan baik koreksi terkait pernyataannya yang dianggap prematur. “Pernyataan ini menurut saya agak berlebihan dan sangat prematur, karena Gubernur baru saja menjabat dan masuk ke kantor Gubernur baru berjalan hari ke-3. Pesta yang dilakukan juga mungkin bukan dana dari pemerintah melainkan sumbangan dari BUMN, BUMD, mitra pemerintah selain kepala OPD di pemerintahan Papua. Oleh karena itu, agak berlebihan menurut saya kalau ada yang menari-nari di atas penderitaan rakyat, dan apalagi membatalkan acara yang mulia itu,” tambah Dr. Yoman.[red]

















