Jayapura, admediapapua.com – Gubernur Papua, Matius Fakhiri, memberikan tanggapan terkait peristiwa pembakaran Mahkota Cenderawasih oleh BBKSDA Papua. Dalam pertemuan dengan para tokoh adat, Fakhiri menyampaikan pendapat pribadi dan harapannya agar ke depan, setiap pihak dapat menjaga tatanan adat, budaya, dan agama dengan baik tanpa campur tangan politik.

“Adat, agama, dan pemerintahan harus berbicara pada posisinya masing-masing. Yang adat berbicara dalam konteks adat, yang agama dalam konteks agama, dan yang pemerintah dalam konteks pemerintahan. Kita harus menjaga budaya kita tanpa memasuki ruang politik,” ujar Gubernur Fakhiri.

Gubernur Fakhiri juga menegaskan bahwa peristiwa pembakaran Mahkota Cenderawasih, yang dilakukan sebagai bagian dari pemusnahan barang bukti, memang memunculkan kontroversi. “Pendapat saya pribadi, itu berlebihan. Mungkin untuk mencari sensasi, tetapi itu bisa menimbulkan kemarahan masyarakat,” tambahnya.
Sebagai langkah selanjutnya, Gubernur Fakhiri berjanji akan mempelajari permasalahan ini lebih lanjut dan menghubungi pihak terkait, baik dari pemerintah provinsi maupun kementerian. Jika ternyata masalah ini menjadi kewenangan provinsi, ia akan bertindak tegas, namun jika itu berada di bawah kewenangan kementerian, Gubernur Fakhiri akan menyampaikannya kepada pihak kementerian.
“Saya akan pastikan bahwa setiap orang yang datang ke Papua dengan membawa atribut budaya harus menjaga dan merawatnya dengan baik,” tegas Gubernur Fakhiri, sambil mengingatkan agar masyarakat tidak mempermainkan budaya Papua.
Gubernur Fakhiri juga mengajak para tokoh adat untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan budaya Papua, serta memastikan bahwa insiden serupa tidak terulang. “Mari kita rawat dan pelihara tatanan adat kita dengan baik. Jangan biarkan budaya kita digadaikan demi kepentingan lain,” ujarnya.
Sebagai penutup, Gubernur Fakhiri menyampaikan terima kasih kepada tokoh adat yang telah menyampaikan aspirasi mereka dan memastikan bahwa pertemuan adat ini akan terus dilakukan di seluruh kabupaten di Papua. “Di kepemimpinan saya, pertemuan adat harus terjalin dengan baik agar kita dapat menjaga tanah Papua dan budayanya,” tandasnya.[red]
















