Nabire, admediapapua.com — Empat bulan memimpin Satlantas Polres Nabire, IPTU Exaudio P. Raja Hasibuan, S.Tr.K., M.H. dan timnya mengembalikan 20 sepeda motor hasil curanmor kepada pemilik sah. Capaian ini membuat Kapolda Papua Tengah Brigjen Pol Alfred Papare, S.I.K. dan Kapolres Nabire AKBP Samuel D. Tatiratu, S.I.K. mengapresiasi. Keduanya menyebut langkah Satlantas sebagai praktik nyata Polri Presisi di lapangan.
Terbaru, Jumat (31/10/2025) pukul 09.00 WIT, satu unit motor diserahkan kembali kepada pemilik di halaman penjagaan Satlantas Polres Nabire. IPTU Exaudio hadir bersama Kanit Gakkum IPDA Satrio D. Soetrisno.
“Seusai olahraga pagi, kami menyerahkan satu unit motor hasil temuan penyelidikan kepada pemiliknya. Motor itu kami temukan saat pengembangan kasus tabrak lari di Jalan R.E. Martadinata, Siriwini, belakang RSUD Nabire,” kata IPTU Exaudio.
Motor ditemukan tersembunyi di semak-semak. Pencocokan nomor rangka dan mesin menunjukkan kendaraan itu dilaporkan hilang. “Begitu datanya cocok, kami hubungi nomor pada laporan polisi. Kurang dari satu jam, pemilik datang dan kami serahkan secara resmi,” tambahnya.
Pemilik, Meliana N., menerima kembali Honda Supra X AB 4276 TX yang hilang sejak 26 Oktober 2025 di Jl. Gagak, Kelurahan Siriwini. “Terima kasih kepada Satlantas, khususnya Unit Gakkum. Saya tidak menyangka motor bisa kembali,” ucapnya.
Dari penyelidikan, motor sempat diamankan personel saat investigasi tabrak lari. Penelusuran berikutnya memastikan kendaraan tersebut masuk perkara curanmor yang dilaporkan beberapa hari sebelumnya.
IPTU Exaudio menyebut hasil ini lahir dari kerja lapangan yang konsisten. “Polantas Menyapa bukan hanya mengedukasi pengguna jalan. Ini cara kami menunjukkan polisi hadir melayani dan melindungi, bukan sekadar menindak,” ujarnya.
Kapolres Nabire AKBP Samuel D. Tatiratu mengapresiasi gerak cepat Satlantas. “Satlantas tidak hanya menegakkan aturan lalu lintas, tetapi juga membantu warga secara langsung. Inilah wajah Polri yang humanis,” ucapnya.
Seiring berjalan, Polantas Menyapa di Nabire meluas fungsinya: dari kanal edukasi menjadi layanan publik berbasis empati—mendorong kepercayaan warga pada institusi Polri.[red]
















