Jakarta, admediapapua.com – Pertemuan antara Gubernur Papua dan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN mengukuhkan kolaborasi penting dalam penguatan perlindungan lansia di Papua. Dalam pertemuan tersebut terungkap bahwa Kementerian Kependudukan memiliki program SIDAYA (Lansia Berdaya), sementara Pemerintah Provinsi Papua telah menyiapkan program JALAN (Jaminan Lanjut Usia).

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Dr. H. Wihaji, S.Ag., M.Pd., menyampaikan apresiasi atas komitmen Gubernur Papua dalam menyatukan langkah pusat dan daerah.
“Saya ada tamu kehormatan yang luar biasa, sahabat sekaligus senior, yaitu Gubernur Papua Induk. Pertemuan ini penting untuk menyatukan persepsi, memperkuat koordinasi, dan menyiapkan kolaborasi,” ujar Wihaji.
Ia menegaskan pentingnya arah pembangunan kependudukan yang adil dan terukur. “Kami punya PJPK untuk memastikan pembangunan tidak hanya soal angka, tetapi soal keadilan. Negara harus hadir, dan kami akan berkolaborasi erat dengan Pemerintah Provinsi Papua Induk,” tegasnya.

Gubernur Mathius D. Fakhiri menekankan bahwa Kartu JALAN menjadi instrumen kunci untuk meningkatkan kualitas hidup lansia di Papua. “Hari ini kami datang untuk membicarakan Papua Emas 2045 dan menyiapkan generasi mudanya. Kita ingin usia hidup masyarakat panjang, sehat, dan produktif. Kami berharap dukungan penuh dari Pak Menteri agar komitmen kami kepada masyarakat bisa terwujud,” ujarnya.

Kartu JALAN sendiri adalah program Gubernur Papua bagi kaum lansia dalam bentuk bantuan langsung, yang dirancang sebagai bagian dari jaring pengaman sosial dan perlindungan sosial di Papua. Melalui Kartu JALAN, pemerintah provinsi memastikan lansia mendapatkan dukungan nyata dan terarah, terutama di wilayah yang telah masuk dalam tahapan teknis implementasi program Gubernur.
Kolaborasi antara SIDAYA dan JALAN kemudian dirumuskan sebagai “Jalan Sidaya”, yakni sinergi program yang memadukan SIDAYA sebagai program pemberdayaan lansia dan JALAN sebagai bantuan langsung kepada lansia. Menteri menilai “Jalan Sidaya” sebagai bentuk kolaborasi yang sangat luar biasa karena mampu menjembatani intervensi pusat dan daerah dalam satu arah kebijakan yang sama: menjadikan lansia tetap terlindungi, berdaya, dan dihargai martabatnya di Papua. [red]



















