Nabire, admediapapua.com – Dalam upacara pengukuhan Kepala Suku Besar Wate pada Sabtu (19/11/2025), Otis Monei, S.Sos., M.Si., menyampaikan komitmen yang kuat dalam mendukung keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Nabire. Dalam sambutannya, Otis menegaskan sikap tegas suku Wate dalam menolak segala bentuk kekerasan dan diskriminasi.

“Kami, suku Wate, mendukung penuh Kamtibnas dan berkomitmen untuk menjaga keamanan di wilayah Nabire. Kami menolak keras begal-begal yang meresahkan masyarakat. Kami juga menolak segala bentuk diskriminasi terhadap siapa pun yang tinggal di sini,” ujar Otis dengan tegas.
Suku Wate, yang memiliki nilai-nilai adat yang kuat tentang persatuan dan kedamaian, berkomitmen untuk tetap menjaga keharmonisan dan memperkuat sinergi dengan aparat keamanan dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi semua pihak. Otis Monei menekankan bahwa suku Wate ingin memastikan bahwa setiap orang yang tinggal di Nabire, tanpa terkecuali, merasa aman dan dihargai.

“Kami ingin negeri ini aman bagi semua orang yang tinggal di sini. Mari kita bersama-sama menjaga ketertiban, menjalankan peran kita sebagai masyarakat yang baik dan saling menghormati. Kami siap bersinergi dengan Polri dan pihak terkait untuk mewujudkan Nabire yang aman, damai, dan produktif,” tambah Otis.
Otis Monei juga menegaskan bahwa semangat kebersamaan dan persatuan yang dianut oleh suku Wate akan selalu menjadi landasan dalam membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat adat lainnya serta aparat keamanan. Ia menutup sambutannya dengan ajakan yang penuh semangat, “Kita semua adalah bagian dari NKRI, dan kita harus menjaganya dengan harga mati.”
Dalam acara tersebut, Brigjen Pol. Alfred Papare, SIK, Kapolda Papua Tengah, juga memberikan sambutan yang penuh makna. Ia menyampaikan apresiasi terhadap sambutan Otis Monei, yang mengajak seluruh masyarakat adat untuk bergandengan tangan dalam mendukung pemerintah dan menjaga situasi Kamtibmas.

“Saya terima kasih kepada Bapak Otis yang telah menyampaikan sambutan singkat namun sangat padat maknanya. Salah satu poin penting yang saya ambil adalah ajakan untuk bergandengan tangan. Masyarakat adat yang tinggal di Kota Nabire harus bersatu untuk mendukung program-program pemerintah dan menjaga situasi Kamtibmas tetap aman dan produktif,” ujar Kapolda.
Kapolda juga menyoroti beberapa peristiwa yang menurutnya menunjukkan adanya salah pengertian terkait konflik yang melibatkan suku. Ia mengingatkan bahwa banyak peristiwa yang disebut-sebut sebagai “perang suku” sebenarnya adalah konflik politik yang harus diselesaikan dengan hukum yang berlaku. Kapolda juga menekankan pentingnya menghormati norma adat yang mengajarkan kedamaian, bukan kekerasan.
“Adat mengajarkan kita untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang baik. Kita harus saling menghormati dan tidak mengganggu ketertiban umum,” ujar Kapolda, yang juga mengingatkan bahwa di Nabire hidup berbagai suku dan paguyuban, dan penting untuk saling menghargai.
Kapolda Papua Tengah menegaskan bahwa Polri akan selalu menghormati adat istiadat yang berlaku dan siap bekerja sama dengan masyarakat adat untuk menjaga keamanan dan ketertiban. Ia juga menyampaikan bahwa tindakan tegas akan diambil terhadap siapa pun yang mencoba mengganggu ketertiban umum, seperti yang terjadi saat perayaan wisuda mahasiswa Universitas Uswim yang mengibarkan bendera yang bertentangan dengan hukum.

“Saya berharap seluruh suku di Papua Tengah memberikan dukungan kepada kami. Kami ingin terus menjaga ketertiban, dan saya percaya dengan dukungan semua pihak, kita bisa menjaga Nabire sebagai tempat yang aman dan damai,” tegas Brigjen Pol. Alfred Papare.
Di akhir sambutannya, Kapolda mengucapkan selamat atas pengukuhan Otis Monei sebagai Kepala Suku Besar Wate dan berharap kepemimpinan Otis membawa kedamaian dan kemajuan bagi masyarakat Wate dan Kabupaten Nabire. “Tuhan memberkati kita semua,” pungkas Kapolda.[red]






















