Sorong, admediapapua.com – World Resources Institute (WRI) Indonesia menggelar pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG) di Hotel Aston Sorong, Papua Barat Daya dan berakhir hari ini Jumat, (21/11/2025).
Kegiatan ini menjadi langkah penting dalam memperkuat kapasitas SDM lokal, khususnya aparatur pemerintah dan pendamping masyarakat di wilayah Papua Barat Daya.
Perwakilan Bappeda Papua Barat Daya, Frengky Saa, menegaskan bahwa kemampuan SDM pemerintah daerah dalam penguasaan teknologi pemetaan masih terbatas, sehingga pelatihan seperti ini menjadi kebutuhan mendesak.

“SDM kita yang ada di Pemerintah Provinsi Papua sebagian besar belum menguasai GIS pemetaan. Di Bappeda ada sekitar 76 indikator, salah satunya terkait pelatihan GIS. Peserta yang ikut pelatihan ini akan diberikan dasar-dasar pemetaan, penggunaan GIS, dan setelah itu mereka akan lanjut dilatih hingga tingkat expert atau advance, termasuk pengoperasian drone,” jelas Frengky.
Ia menjelaskan bahwa penguatan kemampuan GIS akan berdampak langsung pada proses penyusunan berbagai dokumen perencanaan daerah, termasuk tata ruang, rencana zonasi wilayah laut, hingga peta kebencanaan. Dengan SDM yang terlatih, pemerintah daerah tidak lagi bergantung pada tenaga ahli dari luar.
“Harapan saya, nanti ketika kabupaten/kota menyusun tata ruang, rencana zonasi nasional laut, atau peta bencana, kita sudah tidak gunakan orang dari luar lagi. SDM kita sendiri sudah siap sebagai operator GIS,” ujarnya.
Selain aparatur pemerintah, pelatihan ini juga diharapkan dapat memberdayakan masyarakat adat, khususnya dalam penyusunan peta partisipatif.
“Masyarakat adat harusnya bisa bicara soal hak ulayat dan hak komunal. Mereka bisa kita dampingi untuk membuat peta partisipatif—peta komunal, peta ulayat, peta marga,” tambahnya.
Frengky mengungkapkan bahwa WRI telah melibatkan sejumlah perguruan tinggi di Papua Barat Daya dalam program ini, seperti Universitas UNIMUDA, UNAMIN, Bukit Sion, Victory, dan UKIP. Keterlibatan kampus-kampus ini menurutnya penting untuk memperluas cakupan pendampingan dan memastikan keberlanjutan program.

Ia juga menyebutkan bahwa mulai 2026 Bappeda akan fokus memperkuat pendampingan untuk kabupaten/kota, termasuk penyusunan dokumen-dokumen perencanaan serta peningkatan kapasitas SDM daerah. Ke depan, seluruh mitra pembangunan di Papua Barat Daya akan dihimpun dalam satu mekanisme koordinasi bersama Bappeda.
“Komitmen kita di Bappeda sebagai rumahnya mitra pembangunan adalah mengonsolidasikan semua program. Mitra nanti akan rapat bersama dan menyampaikan program, lokasi kegiatan, serta pembiayaannya. Itu target kita supaya fiskal daerah bisa berjalan dan didukung penuh oleh para mitra,” tutup Frengky.
Pelatihan SIG oleh WRI Indonesia ini diharapkan menjadi titik awal percepatan pembangunan berbasis data spasial yang lebih akurat dan mandiri di Papua Barat Daya.[red]






















