Nabire, admediapapua.com – Polres Nabire menggelar apel gabungan pada Senin pagi, 1 Desember 2025, sebagai bagian dari langkah strategis memperkuat keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah Nabire. Apel yang berlangsung pukul 07.00–07.30 WIT di Lapangan Mapolres Nabire melibatkan unsur keamanan dari Batalyon 753, TNI AL, Kodim, Satpol PP, Kastiga, Ketelian A, hingga jajaran Polda dan Polres Nabire.

Peningkatan pengamanan pada 1 Desember dilakukan karena tanggal tersebut memiliki sensitivitas historis dalam dinamika sosial-politik Papua. Sejak tahun 1960-an, sebagian masyarakat Papua mulai mengemukakan aspirasi politik yang dipengaruhi persoalan sejarah, kebijakan pemerintah, dan ketimpangan pembangunan. Kompleksitas sejarah inilah yang membuat aparat keamanan setiap tahun memperkuat langkah antisipasi agar aktivitas masyarakat tetap aman, tertib, dan kondusif.

Amanat apel disampaikan Wakapolres Nabire, Kompol Dr. Piter Kendek, S.Sos., M.M. Ia melaporkan bahwa situasi Kamtibmas di Nabire sejak malam hingga pagi hari masih relatif aman. Namun, ia menekankan pentingnya kewaspadaan seluruh anggota dalam mengantisipasi perkembangan situasi.
“Situasi hingga pagi ini terpantau kondusif. Tidak ada kejadian menonjol. Tetapi kita tidak boleh lengah. Kesiapsiagaan adalah bagian penting untuk memberi rasa aman kepada masyarakat,” tegasnya.
Wakapolres menekankan bahwa soliditas aparat menjadi faktor strategis dalam mencegah potensi gangguan. Ia menyampaikan bahwa masyarakat memerhatikan sikap dan kesiapan aparat, sehingga sinergi dan kekompakan menjadi kunci menjaga stabilitas.
Dalam arahannya, Kompol Piter Kendek juga menegaskan pentingnya pendekatan persuasif apabila ada masyarakat atau kelompok tertentu yang menyampaikan aspirasi di lapangan. Hingga saat ini, Polres Nabire maupun Polda Papua belum menerima surat pemberitahuan resmi terkait rencana aksi.
“Jika ada masyarakat yang ingin menyampaikan pendapat, kita kedepankan komunikasi humanis. Namun bila mereka memaksakan melakukan long march tanpa pemberitahuan, kita sudah memiliki rencana alternatif sesuai instruksi pimpinan,” ujarnya.

Ia turut menjelaskan prosedur penggunaan alat pengamanan. Gas air mata dan senjata laras licin hanya dapat digunakan atas perintah Kapolres melalui Kabag Ops, sedangkan penggunaan senjata tajam berada di bawah kewenangan langsung Kapolda.
“Tidak ada penggunaan senjata tajam tanpa perintah berjenjang. Komando tetap berada pada Kapolda dan diteruskan kepada Kapolres,” ujar Wakapolres menegaskan.

Sebelum menutup amanat, ia mengarahkan para perwira pengendali (padal) untuk segera mengecek perlengkapan, formasi personel, dan titik-titik plotting. Ia juga meminta unit Dalmas, Adamant, serta pos pengamanan di Pasar Karang hingga Rumah Sakit meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi pergerakan massa.
Apel gabungan ditutup dengan penegasan bahwa seluruh unsur keamanan harus menjaga profesionalitas, sinergi, dan kesiapsiagaan dalam melaksanakan tugas pengamanan 1 Desember demi menjaga Nabire tetap aman dan kondusif.[red]






















