Jayapura, admediapapua.com – Satgas Ops Rasaka Cartenz Polda Papua terus melaksanakan Program Polisi Pi Ajar (Si-di wilayah Provinsi Papua Tengah selama enam bulan terakhir. Salah satu wilayah pelaksanaan Program Si-Ipar di Papua Tengah adalah Kabupaten Puncak.
Bripda Aite Kulua, seorang anggota Binmas Polres Puncak yang tergabung dalam Satuan Tugas Operasi Rasaka Cartenz 2023, melaksanakan kegiatan mengajar calistung kepada tiga anak di ruang Binmas Mapolres Puncak, Jumat (14/7/2023).
Ketiga anak tersebut, Pani Tinal, Efrata Tinal dan Lara Ayunda, berasal dari Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, terlihat sangat antusias dan semangat saat diberikan materi pembelajaran oleh Bripda Kulua.
Bripda Kulua di sela kegiatan tersebut menuturkan, pentingnya pendidikan kepada ketiga anak tersebut. Karena itu, ia pun memberikan pengajaran dalam bidang calistung dengan harapan dapat memberikan bekal pengetahuan dasar kepada mereka.
“Melalui program ini, kami berharap dapat memberikan kesempatan kepada anak-anak yang belum bersekolah untuk mendapatkan pendidikan dasar yang mereka butuhkan. Dengan pengetahuan yang mereka peroleh, diharapkan mereka dapat meraih masa depan yang lebih baik,” ujar Bripda Kulua dalam rilis yang diterima admediapapua.com.
Selaras dengan upaya tersebut, Kabid Humas Polda Papua selaku Kasatgas Humas Ops Rasaka Cartenz m, Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo, S.H., S.I.K., M.Kom selaku Kabid Humas Polda Papua, juga menyampaikan bahwa program Si-Ipar merupakan bagian dari upaya Polri untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), terutama di bidang pendidikan.
“Dengan melibatkan anggota kepolisian dalam kegiatan ini, kita berharap dapat mempercepat peningkatan IPM di Kabupaten Puncak. Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak anak-anak yang belum mendapatkan kesempatan pendidikan, dan program Si Ipar ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan tersebut,” ucap Kasatgas Humas Ops Rasaka Cartenz 2023.
Diketahui dalam data Badan Pusat Statistik pada tahun 2022, Kabupaten Puncak memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang masih rendah, yakni mencapai angka 43,87. Oleh karena itu, kehadiran program Si Ipar menjadi langkah konkret dalam memperbaiki kondisi pendidikan di daerah tersebut.
Diharapkan dengan adanya program ini, anak-anak yang sebelumnya terabaikan akan mendapatkan akses pendidikan yang setara dengan anak-anak di wilayah lainnya. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup mereka serta menciptakan masa depan yang lebih cerah.[red]