Jayapura, admediapapua.com – Gubernur Papua, Matius D. Fakhiri, bersama Wakil Gubernur Papua, Aryoko Alberto Ferdinand Rumaropen, memulai hari pertama berkantor pada Senin (20/10/2025). Dalam wawancara setelah apel perdana, Gubernur Papua Matius Fakhiri menyampaikan visi dan harapannya untuk masa depan Provinsi Papua. Fakhiri menegaskan bahwa salah satu prioritas utama dalam kepemimpinannya adalah menjadikan Papua sebagai etalase bangsa, yaitu contoh bagi provinsi-provinsi lain, baik di Indonesia maupun di kawasan Pasifik.
“Papua harus menjadi contoh bagi provinsi lain yang sudah ada. Dengan infrastruktur yang lengkap dan memadai, kami ingin menunjukkan bahwa Papua bisa maju dan berkembang. Jika kita berhasil membangun Papua dengan infrastruktur yang baik, dunia luar akan datang ke sini untuk belajar,” ujar Fakhiri.
Fakhiri berharap dengan kemajuan yang ada, Papua akan dikenal bukan hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga karena kemajuan yang telah tercapai. “Kami berharap masyarakat luar akan datang ke Papua, melihat kemajuan yang telah kami capai, dan membawa cerita kebaikan dan perkembangan di Provinsi Papua,” tambahnya.
Selain itu, Fakhiri juga berharap agar generasi baru Papua memiliki pola pikir yang lebih maju dan siap untuk membangun tanah kelahiran mereka. “Dari Papua, kami ingin melahirkan generasi baru yang berpikir untuk kemajuan, yang membangun diri mereka sendiri dan juga tanah Papua,” ujar Fakhiri.
Gubernur Fakhiri juga menyoroti tantangan terkait pengelolaan anggaran dan pengurangan ASN yang lebih besar dari kebutuhan. “Kita harus memastikan bahwa hak-hak ASN dipenuhi dengan baik, dan saya berharap disiplin dalam bekerja dan pelayanan bisa berjalan dengan baik,” tegasnya.
Fakhiri menambahkan bahwa kerja sama yang baik antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota sangat penting untuk membangun pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. “Ke depan, dengan kolaborasi yang baik, kami akan terus membangun kesejahteraan masyarakat. Saya yakin, dengan kerja sama ini, kami akan menciptakan kemajuan besar di Papua,” pungkasnya.[red]