Jayapura, admediapapua.com – Penjabat Gubernur Provinsi Papua Muhamad Ridwan Rumasukun didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Panggan Provinsi Papua serta Pejabat Pemerintah Kabupaten Keerom dan stakeholder melakukan panen cabai sekaligus penanaman Kembali bibit cabai yang berlokasi di Arso 9 Kampung Intaimelyan Distrik Skanto, Kabupaten Keerom yang merupakan binaan Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua, Selasa (20/02/2024).
Kepala Dinas Pertanian dan Panggan Provinsi Papua Samuel Siria mengatakan, dengan luas lahan yang ada , produksi saat ini diperkirakan yang ada di petani sebanyak 95 Ton cabai rawit dan untuk cabai besar 70 Ton. Dirinya juga mengakui kendala yang masih di hadapi oleh para petani adalah para petani masih kekurangan modal dalam penyiapan pupuk serta alat pembasmi hama, mesin pertanian dan alkon.
Dikatakan, produksi cabai yang tengah dikelola diperkirakan bisa bertahan sampai dengan bulan Mei atau Juni dengan harga seperti saat ini.” Kita berharap petani kita bisa kendalikan dan bisa mempertahankan produksi di kabupaten keerom,”harapnya.
Soal harga cabai yang menurut petani terlalu rendah Samuel menyampaikan, pihaknya telah melakukan analisa sehingga apabila petani mendapat bantuan maka harga pasaran cabai bisa Rp. 25.000 sampai Rp. 30.000 per kilogram namun kalau dengan suadaya petani sendiri minimal Rp. 40.000 per kilogram sehingga perlu interfensi pemerintah untuk menetapkan harga terendah.” Untungnya dikit, cukup untuk makan kalau harga Rp. 40.000 untuk suadaya,”akunya.
Sementara itu petani cabai Marselinus Mengatakan, kendala yang di hadapai petani saat ini adalah masalah pupuk serta pembuatan bedengan termasuk masalah harga yang masih sangat rendah di tingkat petani. “ Petani sangat mengharapkan bantuan pemerintah untuk menaikan harga cabai di tingkat petani,” kata Marselinus.
Dikatakan untuk hasil panen pihaknya akan menyerahkan kepada pengepul sehingga harganya sangat rendah berkisar antara Rp. 25.000 sampai Rp. 30.000 per kilogram untuk cabai keriting sementara cabai rawit Rp. 25.000 per kilogram,” Kita petani tidak langsung ke pasar tapia ada yang datang beli,”ujarnya.[red]