Sorong, admediapapua.com – Polda Papua Barat Daya menggelar rapat persiapan untuk pelaksanaan Rekrutmen Integrasi Mandiri (RIM) Terpadu Polri 2025 bagi Subpanda Papua Barat Daya. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Dojo Aspol Remu, Jl. Pramuka, Remu Utara, Kec. Sorong Utara, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (25/2/2025).
Rapat tersebut dihadiri oleh sejumlah perwakilan dari berbagai instansi, termasuk Staf Ahli Sekda Kota Sorong Abdulraim Oeli, SE., MM., perwakilan Ditpolairud Polda Papua Barat Daya AKP Broery, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Papua Barat Daya Derek Kareth, serta perwakilan dari Batalyon B Pelopor Brimob Sorong, Iptu Mesak.
Turut hadir Kepala Dispora Parekraf Provinsi Papua Barat Daya Yusdi N. Lamatenggo, Kepala Kementerian Agama Sorong Abdul Syahab, anggota Majelis Rakyat Papua Provinsi Papua Barat Daya (MRP PBD) Mesak Mambraku, Kepala Telkom Indonesia Papua Barat Daya Cendy, Direktur Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong Sepri, serta Kepala IDI Provinsi Papua Barat Daya Elkana Siringoringo.
Dalam rapat ini, dibahas berbagai persiapan terkait rekrutmen terpadu yang akan berlangsung dari Februari hingga Juli. Proses seleksi ini mencakup berbagai jenjang pendidikan pembentukan, mulai dari Akademi Kepolisian (Akpol), Bintara Brimob, Bintara Polair, hingga Tamtama Polri.
Seperti tahun sebelumnya, penerimaan terpadu akan tetap dilaksanakan oleh Subpanda Polda Papua Barat Daya di wilayah Sorong Raya. Selain itu, dilakukan pula persiapan koordinasi dengan berbagai pihak, baik internal maupun eksternal, yang nantinya akan terlibat dalam proses penerimaan ini. Hal ini bertujuan untuk memastikan seluruh tahapan seleksi berjalan dengan lancar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kapolres Sorong Kota, AKBP I Dewa Gde Juliana, S.H., S.I.K., M.I.K., menekankan pentingnya kerja sama dengan sejumlah sekolah dalam penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan berbagai tahapan seleksi, termasuk tes psikologi dan akademik.
“Kami membutuhkan dukungan dari beberapa sekolah, terutama dalam hal fasilitas sarana dan prasarana yang akan digunakan untuk berbagai tes, seperti uji psikologi dan akademik. Jadi, belum tentu semua dari 20 sekolah dan universitas itu akan kita gunakan. Pemanfaatannya akan disesuaikan dengan jumlah peserta yang mengikuti tes CAT,” jelasnya.[red]