Mimika, Papua Tengah – Suasana Pasar Sentral Mimika di Jl. Hasanudin, Mimika Baru hari ini 15/3/2025 dipenuhi warna-warni noken yang dijajakan oleh mama-mama Papua. Di sepanjang gang pasar, noken berbagai ukuran, warna dan motif tertata rapi, menarik perhatian pengunjung yang datang, terutama para pendatang dari luar daerah. Lebih dari itu, mereka juga terlihat terampil merajut noken di tempat yang sama, menciptakan suasana pasar yang hidup dan autentik.
Aktivitas jual beli dan merajut noken di pasar ini menjadi pemandangan sehari-hari. Mama-mama Papua dengan cekatan melayani pembeli, menjelaskan makna motif noken, dan menegosiasikan harga. Noken, tas tradisional Papua yang terbuat dari serat kayu atau daun, bukan sekadar kerajinan tangan, tetapi juga sumber mata pencaharian utama bagi banyak keluarga di Mimika. “Kami buat noken ini dengan cinta. Setiap motif punya arti, cerita dari leluhur,” ujar Mama Dorkas, salah satu perajut sekalian penjual noken, sambil menunjukkan noken dengan motif khas daerahnya.
Harga noken rajutan mama-mama Mimika bervariasi, mulai dari Rp 250.000 untuk ukuran kecil hingga Rp 500.000 untuk ukuran besar. Pembeli, yang sebagian besar merupakan pendatang, tampak antusias memilih noken sebagai oleh-oleh atau koleksi pribadi. Keberadaan pasar noken ini tidak hanya menggerakkan roda ekonomi lokal, tetapi juga menjadi wadah pelestarian budaya Papua. Namun, di tengah ramainya aktivitas pasar, mama-mama Papua berharap pemerintah daerah dapat memberikan dukungan lebih, seperti pelatihan pemasaran dan akses permodalan, agar usaha mereka dapat berkembang lebih luas.
Noken, yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda sejak Desember 2012 silam, sudah banyak dikenal sebagai simbol identitas dan kearifan lokal masyarakat Papua.[red]